PRESSXPOS.COM, Tangerang Selatan — Ajang tahunan Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) ke-13 tingkat Kota Tangerang Selatan kembali digelar pada tahun 2025 dengan semangat dan antusiasme yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Terbukti, jumlah peserta melonjak dan ragam inovasi yang ditampilkan semakin bervariasi. Senin 29 April 2025.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, usai mengunjungi stand peserta, menegaskan bahwa semangat inovasi tidak boleh berhenti di panggung lomba. Ia menekankan pentingnya pembinaan lanjutan terhadap para inovator muda agar hasil karya mereka benar-benar bisa diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Saya berharap Bapelitbangda dan OPD terkait tidak hanya mengejar prestasi di tingkat provinsi. Karya inovatif para peserta ini harus terus dikembangkan, baik dari sisi teknologi, desain produk, pemasaran, hingga presentasi agar punya daya saing tinggi,” ujar Pilar dengan penuh semangat.
Sementara ditempat yang sama, Sekretaris Bapelitbangda Tangsel, Buana Mahardika, mengungkapkan bahwa tahun ini terdapat 29 peserta yang mendaftar, meningkat dari tahun lalu. Peserta berasal dari dua kategori: pelajar (SMA/SMK) dan umum (mahasiswa/masyarakat). Setelah seleksi tahap pertama, terpilih 25 finalis, namun satu peserta umum mengundurkan diri, sehingga tahap final diikuti 24 finalis (masing-masing 12 dari pelajar dan umum).
Tak hanya jumlah peserta yang bertambah, asal lembaga pun makin beragam. Bila sebelumnya didominasi kampus seperti ITI dan PUIN, tahun ini muncul partisipasi dari STIKES, ITTS, hingga BINUS-ASO. Di tingkat pelajar, SMA mulai menyaingi dominasi SMK, bahkan muncul peserta dari kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR).
Sekolah-sekolah seperti SMA Negeri 2, SMA Negeri 7, dan SMK Negeri 1 Tangsel tercatat konsisten ikut serta setiap tahun.
Buana menegaskan, penilaian lomba ini bukan mencari penemuan baru, tapi inovasi yang bermanfaat dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta. “Bisa berupa penyempurnaan alat yang sudah ada, asalkan memiliki tujuan jelas dan dampak nyata,” jelasnya.
Contohnya, ada peserta yang mengembangkan pasta gigi herbal “Bioma”, dan mahasiswa ITI yang menyempurnakan proses produksi tempe.
Akan dipilih total 6 pemenang: tiga dari kategori pelajar dan tiga dari kategori umum. Juara pertama dari masing-masing kategori akan menjadi wakil Kota Tangsel di ajang TTG tingkat Provinsi Banten, yang akan digelar Mei 2025. Pemerintah juga menyiapkan pendampingan dalam hal presentasi dan promosi, serta memberikan piala, sertifikat, dan uang pembinaan kepada para pemenang.
Salah satu inovasi menarik datang dari tim pelajar SMK Negeri 5 Kota Tangsel, yang menciptakan mesin pengolah sampah organik. Menurut perwakilannya, Bianca Ismaura, mesin ini dibuat untuk membantu mengurangi sampah lingkungan sekaligus memberi solusi bagi para peternak.
“Mesin ini menggiling sampah organik seperti sayuran pasar, yang hasilnya bisa jadi pakan magot, ikan, atau pupuk. Mesin kami fleksibel, bisa olah sampah basah dan kering,” jelas Bianka.
Inspirasi mereka datang dari pembimbing di sekolah yang mendorong inovasi berbasis ketahanan pangan nasional. Mereka berharap karya ini bisa memberi dampak nyata, tidak hanya untuk lomba, tapi juga untuk lingkungan dan sektor peternakan lokal. (GR)