MUI: Kitab Kuning Benteng Moral dan Moderasi Umat

Pemerintahan Tangsel

pressXPos.com, Tangsel – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan pentingnya pelestarian kitab kuning sebagai warisan intelektual ulama Nusantara. Menurutnya, kitab kuning tidak hanya menjadi rujukan pesantren, tetapi juga fondasi pemikiran Islam moderat yang telah melahirkan banyak tokoh bangsa.

Dimana di era modern sekarang ini digitalisasi sangat penting untuk memperluas akses kitab kuning bagi masyarakat. Namun, metode talaqqi dengan guru tetap tidak boleh ditinggalkan. Sebab, sanad keilmuan adalah ruh dari pembelajaran kitab kuning. MUI mendukung keduanya berjalan beriringan. Dengan begitu, kitab kuning tetap terjaga orisinalitas dan keberkahannya.

Kegiatan acara ini dihadiri oleh para Muspida pemerintahan kota Tangsel yang diwakilkan oleh Wakil Walikota Ir. H. Pilar Saga Ichsan S.T., M. Ars, Ketua MUI KH. Saidih S.Ag, Wakil Ketua MUI Dr. KH. M. Sobron Zayyan M.SQ., M.A, KH. Bahrudin S.Ag., M.A, Sirojudin Mukhtar, L.c., M.H, Dr. H. Almahdi Akbar L.c., M.H, para tamu undangan dan kaum muslimin dan muslimah. Bekerjasama dengan BAZNAS dan Panitia Pelaksana Masjid Islamic Centre BSD. Rabu, 17/09/2025.

Dalam sambutannya di aula masjid Islamic centre BSD, Pilar menjelaskan tentang tantangan terbesar dalam melestarikan kitab kuning, menurutnya tantangan terbesarnya adalah menurunnya minat generasi muda di era digital.

“Banyak yang lebih tertarik pada bacaan instan daripada teks klasik. Padahal, kitab kuning menyimpan khazanah ilmu yang mendalam. MUI berusaha mencari pendekatan kreatif agar kitab kuning lebih mudah dipahami”. Tantangan ini harus dihadapi bersama oleh ulama, pesantren, dan masyarakat,”Ujarnya.

Kitab kuning bukan sekadar teks klasik, melainkan pedoman hidup yang menyentuh berbagai aspek. Untuk melestarikan tradisi ini, MUI aktif mendorong pesantren dan lembaga pendidikan agar terus mengkaji kitab kuning. Upaya dilakukan melalui seminar, pelatihan, hingga kerja sama dengan pemerintah.

Ia juga mengajak generasi muda agar tidak meninggalkan khazanah klasik warisan ulama. “Dengan memahami kitab kuning, mereka akan lebih bijak menghadapi tantangan zaman,” jelas pilar.

KH. Saidih. S.Ag selaku ketua MUI juga mendukung digitalisasi kitab kuning agar lebih mudah diakses masyarakat luas. Namun, metode pembelajaran langsung bersama guru tetap dianggap penting untuk menjaga sanad keilmuan. “Digitalisasi boleh dilakukan, tapi jangan sampai menghilangkan ruh talaqqi. Dengan begitu, kitab kuning tetap terjaga orisinalitas dan keberkahannya.”Tegas Ketua MUI.

Meski begitu, tantangan melestarikan kitab kuning cukup besar. Ketua MUI mengakui minat generasi muda sering teralihkan oleh bacaan instan di dunia digital. Padahal, kitab kuning menyimpan khazanah ilmu yang mendalam. Karena itu, dibutuhkan pendekatan kreatif agar kitab kuning lebih mudah dipahami. “Tantangan ini harus kita hadapi bersama,” ungkapnya.

Ditempat bersamaan Dr. KH. M. Sobron Zayyan S.Q, M.A selaku wakil ketua MUI, Ketua LPTQ Harian dan Pendiri Ponpes Al-Qur’aniyah Pondok Aren Tangsel menambahkan, kitab kuning berperan penting sebagai benteng akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Nilai-nilainya menekankan toleransi, persatuan, dan moderasi. Hal ini dinilai sangat penting di tengah maraknya ideologi transnasional. “Dengan kitab kuning, identitas keislaman Indonesia tetap terjaga,” tandasnya.

Beliau berharap pemerintah turut mendukung kajian kitab kuning, baik melalui program, fasilitas, maupun perhatian khusus kepada pesantren. Dukungan negara dianggap penting agar khazanah keilmuan Islam tidak hilang ditelan zaman. Menutup wawancara, ia menyampaikan pesan kepada umat. “Kitab kuning adalah harta berharga yang harus kita jaga bersama. Dari kitab kuning, kita mendapat panduan hidup yang lurus dan penuh keberkahan,” pungkas Abi Sapaannya. (GR).

——————————————-

Kajian Kitab Kuning Diantaranya:

1. Kitab Nuruzhzholam karya syekh Muhammad Nawawi Al-bantani oleh: KH. Bahrudin S.Ag., M.A

2. Kitab Attaqrirotussadiidah karya assayyid Hasan bin Ahmad Muhammad bin Salim Al-kaf oleh: Sirojudin Mukhtar, L.c., M.H

3. Kitab Risaalatul Mustarsyidiin Karya Syekh Abi Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Muhashibi Al-Bisri oleh:  Dr. KH. M.Sobron Zayyan, S.Q., M.A

4. Kitab Bidaayatul Hidayah karya Al-Imam Al-Ghozali oleh: Dr. H. Almahdi Akbar L.c., M.H

Tinggalkan Balasan