pressXPos com, Tangerang Selatan – Acara pengukuhan ditandai dengan pembacaan SK, ikrar bersama, dan penyerahan bendera pataka. Turut hadir wakil walikota pilar Saga Ichsan, dinas pendidikan kota Tangsel, perwakilan Kementerian Kebudayaan, Asda I Provinsi Banten, anggota DPRD Tangsel Julham Firdaus, serta tokoh-tokoh budaya Betawi. Pelantikan semakin meriah dengan penampilan seni Betawi seperti lenong, gambang kromong, palang pintu, dan tari tradisional, yang disambut antusias ratusan warga.

Ketua Umum LBB Tangsel Abdul Karim menyampaikan bahwa kepengurusan periode ini melibatkan 94 pengurus yang terbagi dalam enam komite, tujuh koordinator wilayah, dan 54 perwakilan kelurahan. “Harapan kami, pelaku budaya Betawi di Tangsel lebih diperhatikan, baik melalui dukungan sanggar maupun percepatan Peraturan Wali Kota tentang pelestarian budaya Betawi,” jelasnya.
Dengan terbentuknya kepengurusan baru, LBB Tangsel diharapkan mampu menjadi wadah yang solid dalam melestarikan budaya Betawi sekaligus memperkuat jati diri Tangsel sebagai kota modern yang berakar pada tradisi.

Para pelaku seni dan budaya dari berbagai sanggar di Tangerang Selatan menyampaikan kebanggaan sekaligus harapan besar terhadap keberadaan Lembaga Budaya Betawi (LBB) yang baru saja dilantik. Mereka menilai wadah ini dapat menjadi jembatan antara sanggar dengan pemerintah dalam melestarikan budaya Betawi dan seni tradisional lainnya.

Untung Syahril dari Sanggar Oentoeng CS, yang dipimpin Edi Supriatna atau akrab disapa Baba Sapri, menegaskan rasa bangganya karena Tangsel memiliki lembaga yang mengayomi budaya. “Kalau ada jembatan, kami mudah untuk ke pemerintahan. Harapannya pengurus LBB bisa lebih solid, akrab, dan mampu mengayomi sanggar-sanggar di Tangsel. Kami juga berharap pemerintah terus mengapresiasi, membina, dan memfasilitasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, Sanggar Oentoeng CS sudah berjalan hampir 40 tahun, dan ke depan generasi muda diharapkan lebih serius melanjutkan perjuangan.
Senada, Bang Patur menekankan pentingnya generasi penerus untuk menjaga kelestarian budaya. “Biar terlihat kalau budaya kita masih bisa berjalan dan berkembang, serta dipantau oleh kedinasan dan para petinggi agar mengetahui budaya Betawi tetap eksis hingga sekarang,” ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan Gamal Abdul Aulidi, yang menilai sanggar perlu masuk dalam program pendidikan. “Mungkin bisa diintegrasikan ke sekolah-sekolah, misalnya melalui ekskul seni musik atau seni silat. Dengan begitu anak-anak lebih mencintai budaya sendiri dan mau mengembangkan lagi ke depan,” katanya. Gamal juga mendorong agar LBB memperkuat strukturisasi dan dukungan terhadap sanggar-sanggar di Tangsel.

Dari sisi seni tradisi debus, Muhammad Galang dari Padepokan Debus Siliwangi mengingatkan pentingnya apresiasi. “Harapannya budaya semakin lestari dan dilirik pemerintah. Kalau di padepokan kami, kegiatan rutin bukan hanya debus, tapi juga penanganan hewan liar dan edukasi penanganan gigitan ular berbisa. Anak muda jangan dipandang sebelah mata, justru harus diajak bergabung supaya budaya tidak hilang,” jelasnya.

Sementara itu, generasi muda pelaku seni di bawah pimpinan Ibu Helmi dan Bapak Zulkarnain, yang aktif di Jalan Serua Indah, Ciputat, juga menegaskan komitmennya. “Anggota inti kami sekitar 10 orang, di antaranya Dodi, Kobol, Tio, Rio, Reza, dan Rico. Harapan kami sederhana: lebih baik anak muda melestarikan budaya ketimbang tidak jelas arah kegiatannya,” tegas mereka.
(GR/Tim Liputan Media Centre LBB)
———————————————————
Bagi masyarakat yang ingin mengenal lebih jauh, Sanggar Oentoeng CS dapat dihubungi melalui media sosial:
YouTube: Sanggar Oentoeng CS
Instagram: Sanggar Oentoeng CS
Kontak: 081398454441
