pressXPos.com, Tangsel – Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih menjadi perhatian serius. Sepanjang Januari 2025, angka kasus kekerasan tersebut menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Menanggapi hal ini, Camat Ciputat, H. Mamat, menegaskan komitmennya untuk terus melakukan sosialisasi di tingkat RT dan RW guna menekan angka kekerasan di wilayahnya. Kamis 20 Febriari 2015.
“Kami terus melakukan sosialisasi sejak 2024 lalu, dan di tahun 2025 ini upaya tersebut semakin kami tingkatkan. Masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya perlindungan terhadap anak dan perempuan,” ujar H. Mamat saat dihubungi melalui telepon WhatsApp. Kamis (20/02/2025).
Menurutnya, peran masyarakat sangat krusial dalam mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pihak kecamatan secara aktif menggandeng berbagai elemen, termasuk tokoh masyarakat, aparat kelurahan, serta RT dan RW, untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan edukasi kepada warga.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan keterlibatan semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak serta perempuan di Ciputat dan Tangsel secara umum,” tambahnya.
Lebih lanjut, H. Mamat juga mengajak masyarakat untuk berani melaporkan jika mengetahui adanya kasus kekerasan di sekitar mereka. Ia menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan pendampingan serta menindaklanjuti laporan-laporan yang masuk demi memastikan perlindungan bagi korban.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi korban kekerasan yang merasa takut untuk melapor. Pemerintah hadir untuk melindungi dan mendukung mereka,” terangnya.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, H. Mamat berharap angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Tangsel, khususnya di Ciputat, bisa terus ditekan. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan.
“Kami berharap dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, angka kekerasan bisa semakin berkurang. Anak-anak dan perempuan harus merasa aman di lingkungan mereka sendiri. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (GR)