Kasus Kekerasan Seksual pada Anak dengan Autisme Terungkap: Pentingnya Dukungan dan Peran Pusat Autisme

Hukum & Kriminal Nasional Peristiwa

pressXPos.com, Jakarta – Sebuah kasus dugaan kekerasan seksual yang menimpa seorang anak berusia 17 tahun dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), yang dikenal dengan inisial “HP,” tengah menjadi sorotan publik. Kasus ini menyoroti kerentanan individu dengan disabilitas dan pentingnya dukungan multidisiplin, termasuk peran pusat autisme dalam pemulihan korban, Rabu (28/05/2025).

Kronologi kasus ini, yang bermula pada Oktober 2024, menunjukkan serangkaian peristiwa yang mengkhawatirkan. Menurut laporan, korban yang bersekolah di sebuah sekolah swasta di Ciputat, mengalami pelecehan yang terus-menerus. Awalnya, korban tidak ingin menceritakan kejadian tersebut karena diancam. Namun, pada Februari 2025, korban akhirnya melaporkan pelecehan tersebut kepada orang tuanya.

Pada 3 Maret 2025, korban disebut mengalami kegelisahan dan kemarahan, mendorong orang tuanya untuk mencoba menggali informasi lebih lanjut. Setelah berulang kali didesak, korban akhirnya mengungkapkan bahwa ia telah dilecehkan. Pada 7 Maret 2025, setelah berdiskusi dengan wali murid, pihak sekolah mengadakan rapat yang mengindikasikan adanya dugaan kekerasan. Orang tua korban, didampingi KPAI dan KND, melaporkan kasus ini ke Polres Tangsel pada 17 Maret 2025.

Proses hukum dan pemulihan psikologis korban terus berjalan. Pada 20 Maret, korban dan orang tuanya membuat laporan resmi ke Polres Tangsel. Pada 24 Maret, korban mulai mendapatkan dukungan psikologis dari UPPA dalam bentuk konseling pemulihan trauma. Pada 25 April 2025, KND mengeluarkan surat rekomendasi penanganan dugaan kekerasan seksual di satuan pendidikan.
Kasus ini menyoroti pentingnya penanganan khusus bagi individu dengan ASD. Anak-anak dengan ASD memiliki tantangan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan perilaku berulang. Gangguan sensorik juga dapat memengaruhi cara mereka mengalami dan memproses informasi, termasuk trauma.

Peran Pusat Autisme: Malang Autism Center sebagai Contoh Dukungan Komprehensif
Melihat kompleksitas penanganan kasus seperti ini, peran pusat autisme menjadi sangat krusial. Salah satu contoh institusi yang memberikan layanan komprehensif adalah Malang Autism Center (MAC). Didirikan pada Oktober 2015, MAC merupakan lembaga penyedia layanan terapi perilaku khusus bagi individu dengan ASD, mengusung pendekatan Applied Behavior Analysis (ABA).

MAC menyediakan berbagai layanan, termasuk asrama (boarding), layanan rawat jalan, dan infrastruktur pendukung yang lengkap. Tim profesional MAC, yang terdiri dari berbagai ahli, berkomitmen membantu anak-anak ASD agar lebih mandiri dan mampu menjalani kehidupan sosial dengan lebih baik. Dalam kasus seperti yang dialami Hikari Pride, pusat autisme dapat memainkan peran vital dalam memberikan dukungan psikologis yang terstruktur, terapi perilaku untuk mengatasi trauma, dan membantu korban mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berkomunikasi tentang pengalaman mereka. Selain itu, mereka dapat memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat mengenai cara mendukung individu dengan ASD yang menjadi korban kekerasan.

Kasus dugaan kekerasan seksual ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya lingkungan yang aman dan inklusif bagi setiap anak, terutama mereka yang memiliki disabilitas. Kolaborasi antara keluarga, sekolah, lembaga penegak hukum, dan pusat-pusat dukungan seperti Malang Autism Center adalah kunci untuk memastikan perlindungan dan pemulihan bagi para korban, “pungkasnya. (GR)

Informasi Kontak Malang Autism Center:
Website: malangautismcenter.com
Instagram: malangautismcenter.ofc
TikTok: Malang Autism Center
Telp: 0851 9835 6725

Tinggalkan Balasan