PRESSXPOS.COM-Jakarta – Heni Purnamasari atau yang dikenal sebagai Heni Sagara, apoteker sekaligus pengusaha sukses di bidang skincare asal Sumedang, Jawa Barat, akhirnya angkat suara menanggapi isu hangat yang mengganggu namanya.
Ia membantah keras tudingan bahwa suara dalam rekaman yang beredar selama sidang Nikita Mirzani adalah miliknya serta menepis gelar “mafia skincare” yang selama ini melekat padanya tanpa bukti.Pemilik pabrik skincare yang seluruh produknya sudah terdaftar resmi di BPOM ini mengaku terganggu oleh stigma negatif yang merebak di media sosial dan merusak reputasi serta bisnis yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
“Semua kerja keras saya hampir hancur hanya karena stigma tanpa dasar yang ditempelkan begitu saja,” ujar Heni dalam klarifikasinya.
Isu rekaman suara yang menghebohkan publik berawal dari sidang sengketa Nikita Mirzani dengan Reza Gladys, di mana muncul rekaman percakapan yang dianggap sebagai pengaturan aparat.
Tanpa cek fakta, banyak pihak salah mengaitkan suara tersebut dengan Heni. Namun, klarifikasi datang dari selebritas Lucinta Luna yang mengunggah rekaman asli dan memastikan suara itu bukan milik Heni. Konfirmasi ini diperkuat dengan repost dari Nikita Mirzani sendiri, membuktikan tuduhan tersebut salah alamat. Heni pun mengingatkan pentingnya tabayyun sebelum menyebarkan kabar.
Selain tuduhan di pengadilan dan media sosial, Heni juga menderita serangkaian serangan digital seperti hoaks kematian pada Oktober 2024 yang membuat keluarganya panik, serta pembajakan situs bisnisnya dan doxing yang mengancam keamanan pribadi dan keluarganya.
Heni menegaskan bahwa ia adalah apoteker yang menjalankan bisnis sesuai aturan ketat pemerintah dan BPOM.
Ia siap menempuh jalur hukum terhadap penyebar fitnah, hoaks, hingga peretas yang merugikan.
“Kebenaran pasti akan menang. Saya bekerja profesional, bukan mafia. Mari bersikap bijak dalam menerima informasi agar tidak ikut menyebarkan berita bohong yang merusak nama baik orang lain,” tegasnya menutup pernyataan.Kasus ini menjadi pengingat pentingnya verifikasi informasi di era digital, di mana kabar negatif bisa menyebar cepat dan mengancam reputasi seseorang yang tidak bersalah.
Heni Sagara tetap bertekad melindungi nama baik dan kelangsungan bisnisnya demi ribuan pekerja yang bergantung padanya.**