JAKARTA – Keputusan mengejutkan datang dari Pemerintah Indonesia. Dalam upaya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan mencapai target Minimum Essential Force (MEF), RI dikabarkan akan mengakuisisi kapal induk bekas milik Angkatan Laut Italia, Giuseppe Garibaldi.
Kapal legendaris yang telah dipensiunkan ini akan dibeli dengan nilai fantastis US$450 juta (sekitar Rp7,47 triliun) dan akan dibiayai sepenuhnya melalui skema pinjaman luar negeri.
Skema Utang Spektakuler Demi Kapal Induk
Rencana akuisisi ini bukan sekadar pembelian kapal biasa, melainkan tonggak sejarah bagi TNI Angkatan Laut. Proses pendanaan untuk pembelian Giuseppe Garibaldi akan dilaksanakan melalui skema pinjaman yang fleksibel, yang bersumber dari:
- Lembaga Kredit Ekspor
- Kreditur Bilateral
- Pemberi Pinjaman Swasta
Selain harga akuisisi kapal induk itu sendiri, alokasi pinjaman tambahan juga telah disiapkan, termasuk US$250 juta untuk pengadaan helikopter angkut dan US$300 juta untuk helikopter utilitas, menandakan komitmen besar untuk membangun kemampuan maritim yang utuh. Persetujuan penggunaan pinjaman ini telah tertuang dalam surat resmi dari Menteri PPN/Kepala Bappenas kepada Menteri Pertahanan.

Transformasi Menjadi “Drone Carrier”
Keputusan membeli kapal induk bekas ini bukan tanpa rencana strategis. Giuseppe Garibaldi yang diluncurkan pada tahun 1985 ini rencananya akan menjalani modifikasi besar-besaran oleh perusahaan galangan kapal Italia, Fincantieri.
Tujuan utamanya adalah mengubah kapal sepanjang 180 meter ini menjadi kapal induk nirawak (drone carrier). Kapal ini diproyeksikan untuk beroperasi 15 hingga 20 tahun ke depan, memberikan Indonesia kemampuan unik di kawasan.
Transformasi ini sangat relevan dengan ambisi pertahanan Indonesia, terutama setelah menjalin kemitraan erat dengan Turki untuk pengadaan 60 drone maritim Bayraktar TB3 serta 9 UAV Akinci. Dek penerbangan Giuseppe Garibaldi yang dilengkapi ski-jump diyakini cocok untuk mengoperasikan drone-drone canggih tersebut, memungkinkan operasi pengintaian dan serangan yang lebih luas di perairan Indonesia.
Jika akuisisi ini berhasil, maka Indonesia akan memasuki era baru dalam operasi kapal induk, memperkuat Minimum Essential Force (MEF), dan menjadi kekuatan maritim yang patut diperhitungkan di Asia Tenggara.
(*Hermansyah)
KA Litbang FMBN
